Tuesday, November 19

Literpreneurship : Berawal dari Kegemaran Membaca

Saat ini, admin sudah menjadi mahasiswa semester akhir. Mahasiswa akhir lebih berkutat dengan buku-buku tebal dan beberapa persoalan yang semakin kompleks. Kalo udah kelewat stress-nya dan banyak pikiran, admin biasanya iseng buka-buka file-file lama admin dulu. Sampai akhirnya admin nemuin file admin yang judulnya "From Book be Safe E-Book". Essay itu admin tulis dalam rangka mengikuti Participate Competition pas admin masih jadi mahasiswa baru dulu. Tema dari essay yang dikompetisikan adalah Literpreneurship, yang artinya menciptakan sebuah usaha atau lowongan kreatifitas yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan berlandaskan obyek buku atau perpustakaan.
Sekarang karena udah hampir 3 tahun berlalu, admin mau ngeshare essay admin tersebut. Berikut essay admin yang pernah admin tulis bertemakan "Literpreneurship".

"Buku bukan suatu hal yang asing di dunia kita, terutama di dunia pendidikan. Buku bukan hanya sekedar kumpulan kata-kata yang tercetak di atas kertas, disusun dan dijilidkan agar dapat dipasarkan. Namun, buku adalah gudang ilmu bagi semua orang dan juga merupakan salah satu media informasi yang tidak hanya menyajikan berbagai macam informasi tetapi juga menyajikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta wawasan yang luas.
Dalam dunia pendidikan, kemungkinan tidak menggunakan buku terbilang kecil. Mengapa? Karena hampir di setiap sudut kota, di setiap daerah, kita selalu menjumpai toko-toko buku yang mana menyediakan buku-buku yang mayoritas adalah buku sekolah. Dan di setiap sekolah, kita selalu menjumpai benda tebal ini.
Peranan penting sebuah buku membuat beberapa orang sadar bahwa pentingnya sebuah informasi. Misalnya, seorang siswa yang membutuhkan informasi dari beberapa literatur yang menjadi acuan dan referensi dalam penulisan karya tulisnya. Tentu ia mencari buku. Contoh lain, seorang anak kecil yang baru saja bisa belajar membaca, ia akan terus mencari buku-buku yang dapat ia baca untuk memperlancar teknik membacanya dan juga untuk menambahkan informasi kosakata baru yang belum pernah ia dengar.
Dua wacana tersebut hanyalah segelintir contoh dari banyaknya peranan penting buku bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu, ada beberapa orang yang melihat peluang pasar, dari segi kebutuhan, mereka berlomba menjual buku-buku itu, menjual informasi secara tidak langsung. Dalam hukum ekonomi, semakin tinggi suatu permintaan maka semakin tinggi . Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa tingginya kebutuhan buku dalam dunia pendidikan, menjadikan buku sebagai barang mewah, barang berharga yang memiliki nilai jual relatif tinggi. Dan hal tersebut terjadi sebelum era globalisasi, terjadi di masa-masa kejayaan buku.
Harga buku semakin meninggi sedangkan tingkat ekonomi masyarakat semakin menurun, sehingga di masa-masa krisis, tidak sedikit anak-anak bangsa yang putus sekolah meskipun keinginan untuk bersekolah masih menggebu hanya karena tersandung biaya. Sebagian besar orang tua mereka mengeluhkan biaya operasional sekolah yang relatif diatas rata-rata dan tentunya harga buku-buku sekolah yang menjadi penunjang belajar anak-anak mereka membumbung tinggi, sementara tingkat ekonomi mereka berada di menengah kebawah yang mana untuk mencari sesuap nasi saja butuh perjuangan yang keras.
Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman dan perubahan era globalisasi, tercipta suatu dunia maya yang mampu menjadi media informasi yang terbilang canggih. Hal tersebut dinamakan dunia internet. Di dalam internet kita bisa mendapatkan informasi secara universal, dari berbagai bidang, berbagai negara, beragam peristiwa, beragam jenis bahkan cukup dengan memasukkan satu kata saja, kita akan menerima informasi yang jumlahnya ribuan atau jutaan yang berhubungan dengan kata tersebut.
Sayangnya, awal kemunculan teknologi yang canggih itu, belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Bahkan awalnya, dunia pendidikan masih canggung untuk mengoperasikannya. Tetapi orang-orang di dunia pendidikan yang ingin maju, yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, mereka tidak enggan belajar meskipun rambut putih bermunculan di kepala mereka.
Mensosialisasikan hal yang terbilang baru kepada masyarakat awam, memang tidak mudah, tetapi setidaknya mereka harus mengerti sedikit tentang munculnya teknologi-teknologi terbaru agar mereka bisa meningkatkan kualitas diri mereka supaya nantinya mampu berkompetisi dalam dunia kerja.
Dampak dari munculnya internet membuat buku yang selama ini selalu menjadi primadona di kalangan pelajar, mulai tergeser. Mengapa? Jawabannya adalah karena internet lebih ringkas, tidak rumit, lebih mudah dan cepat dalam mengakses informasi serta tentu saja internet lebih murah dibandingkan dengan buku. Misalnya, kita ingin mencari ide untuk berbisnis bagi kalangan kita ( para remaja). Apabila kita pergi ke toko buku, kita berpanas-panasan, berputar keliling toko untuk mencari buku yang sesuai dengan keinginan kita, kalau tidak menemukannya kita berpindah dari toko buku yang satu ke toko buku yang lain. Lelah, panas, boros waktu dan ongkos transport yang tidak sedikit dapat kita bayangkan, terlebih jika kita telah menemukan buku tersebut dan mengeluhkan harga yang tidak bisa dikatakan murah. Sekarang bandingkan dengan teknologi internet. Kita keluar rumah mencari warnet atau jika mampu kita bisa memasang layanan internet sendiri di rumah. Kemudian kita hanya membuka salah satu situs search enginer, memasukkan kata yang kita inginkan dan hanya dalam hitungan detik, kita bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan serta jika ingin menyimpannya, kita hanya perlu menyimpan halaman situs tersebut atau langsung mencetaknya dalam lembaran kertas. Kita tidak merasa lelah, tidak kepanasan (karena umumnya warnet ber-AC), tidak membuang banyak waktu dan murah.
Melihat hal tersebut, pemerintah menyadari bahwa kita harus menyeimbangkan antara peranan buku dengan peranan internet dalam dunia pendidikan. Karena meskipun terbilang canggih, tidak rumit dan terjangkau, tidak sedikit dampak negatif dari internet. Oleh sebab itu, muncullah program BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan BSE (Buku Sekolah Elektronik). Dua program pemerintah tersebut bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dalam biaya pendidikan anak-anak mereka.
Dari wacana tersebut, saya yang sejak kecil menyukai buku, cukup susah apabila lepas dari buku juga menyadari bahwa dari tahun ke tahun harga sebuah meningkat bertahap. Yang awalnya buku seharga dua puluh satu ribu delapan ratus rupiah bisa menjadi tiga puluh ribu lima ratus rupiah. Hampir lima puluh persen kenaikannya dan hal tersebut cukup saya sesalkan.
Namun dari hal tersebut, muncul suatu ide berbisnis dengan buku. Meskipun terbilang umum, tetapi saya optimis bahwa bisnis ini akan menguntungkan dan suatu saat nanti saya ingin mewujudkannya.
Keinginan saya adalah membuat sebuah situs yang menjual jasa distributor file buku-buku yang dapat didownload secara gratis dan dapat dicetak secara individual oleh konsumen. Membangun relasi dan bekerja sama dengan perusahaan – perusahaan penerbitan buku – buku. Fungsinya adalah untuk menciptakan suatu kesepakatan, suatu perjanjian dan keputusan untuk menyediakan layanan transaksi atau jual beli online kepada para pecinta buku dan atau kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dalam mencari atau membeli buku dari segi kondisi dan finansial.
Dengan adanya kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbitan buku ternama, saya akan mengiklankan buku-buku terbaru atau buku yang paling dicari di jejaring sosial agar target pemasaran file buku-buku tersebut dapat menjangkau luas. Dan dengan adanya saya juga akan memasang iklan di internet, memperkenalkan situs agar mereka – mereka yang tertarik dapat segera bergabung.
File-file buku tersebut nantinya akan diprogram dalam bentuk .pdf untuk memudahkan konsumen mendownload dan menyimpannya. Mengenai percetakannya atau memperbanyak buku tersebut, tentu masih menggunakan hak cipta, hanya saja apabila mereka (konsumen) ingin memperbanyaknya dan memperjual-belikan, maka konsumen tersebut harus mendaftar sebagai member distributor di situs kami. Nantinya, file tersebut akan diberikan keamanan agar hanya dapat didownload sekali oleh satu orang yang berbeda. Artinya, apabila orang tersebut sudah mengunduhnya kemudian ingin mengunduhnya kembali, maka akan ditolak. Dan di dalam file .pdf tersebut akan diprogram supaya hanya sekali print atau print berjangka. Mungkin sedikit mustahil, tetapi mungkin saja kita bisa menemukan program atau software baru seperti itu."
Gimana readers? Ini essay udah termasuk jadul sih, tapi admin tetep berusaha ngejaga, soalnya ini kan arsip admin. Salah satu pengalaman admin menulis essay dan memperoleh 10 besar. Sayangnya waktu pengumuman 10 besar itu, admin ngga hadir, jadi admin didiskualifikasi, hikss..hikss.. :( Jadi'in pelajaran ya readers, biar ngga ngalamin kejadian kayak admin. Oiya, admin juga mau kasih tahu kalo ketika admin membuat essay ini, belum ngetrend tuh yg namanya ebook. Hehe.. jadi kalo misal ada yang protes, atau ngga terima sama isi essay admin, admin ngerti kok. 

0 comments:

Post a Comment