Saat ini, admin sudah menjadi mahasiswa semester akhir. Mahasiswa akhir lebih berkutat dengan buku-buku tebal dan beberapa persoalan yang semakin kompleks. Kalo udah kelewat stress-nya dan banyak pikiran, admin biasanya iseng buka-buka file-file lama admin dulu. Sampai akhirnya admin nemuin file admin yang judulnya "From Book be Safe E-Book". Essay itu admin tulis dalam rangka mengikuti Participate Competition pas admin masih jadi mahasiswa baru dulu. Tema dari essay yang dikompetisikan adalah Literpreneurship, yang artinya menciptakan sebuah usaha atau lowongan kreatifitas yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dengan berlandaskan obyek buku atau perpustakaan.
Sekarang karena udah hampir 3 tahun berlalu, admin mau ngeshare essay admin tersebut. Berikut essay admin yang pernah admin tulis bertemakan "Literpreneurship".
"Buku bukan suatu hal yang asing di dunia
kita, terutama di dunia pendidikan. Buku bukan hanya sekedar kumpulan kata-kata
yang tercetak di atas kertas, disusun dan dijilidkan agar dapat dipasarkan.
Namun, buku adalah gudang ilmu bagi semua orang dan juga merupakan salah satu
media informasi yang tidak hanya menyajikan berbagai macam informasi tetapi
juga menyajikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta wawasan yang luas.
Dalam dunia pendidikan, kemungkinan tidak
menggunakan buku terbilang kecil. Mengapa? Karena hampir di setiap sudut kota,
di setiap daerah, kita selalu menjumpai toko-toko buku yang mana menyediakan
buku-buku yang mayoritas adalah buku sekolah. Dan di setiap sekolah, kita
selalu menjumpai benda tebal ini.
Peranan penting sebuah buku membuat beberapa
orang sadar bahwa pentingnya sebuah informasi. Misalnya, seorang siswa yang
membutuhkan informasi dari beberapa literatur yang menjadi acuan dan referensi
dalam penulisan karya tulisnya. Tentu ia mencari buku. Contoh lain, seorang
anak kecil yang baru saja bisa belajar membaca, ia akan terus mencari buku-buku
yang dapat ia baca untuk memperlancar teknik membacanya dan juga untuk
menambahkan informasi kosakata baru yang belum pernah ia dengar.
Dua wacana tersebut hanyalah segelintir
contoh dari banyaknya peranan penting buku bagi dunia pendidikan. Oleh karena
itu, ada beberapa orang yang melihat peluang pasar, dari segi kebutuhan, mereka
berlomba menjual buku-buku itu, menjual informasi secara tidak langsung. Dalam
hukum ekonomi, semakin tinggi suatu permintaan maka semakin tinggi . Dari
kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa tingginya kebutuhan buku dalam dunia
pendidikan, menjadikan buku sebagai barang mewah, barang berharga yang memiliki
nilai jual relatif tinggi. Dan hal tersebut terjadi sebelum era globalisasi,
terjadi di masa-masa kejayaan buku.
Harga buku semakin meninggi sedangkan
tingkat ekonomi masyarakat semakin menurun, sehingga di masa-masa krisis, tidak
sedikit anak-anak bangsa yang putus sekolah meskipun keinginan untuk bersekolah
masih menggebu hanya karena tersandung biaya. Sebagian besar orang tua mereka
mengeluhkan biaya operasional sekolah yang relatif diatas rata-rata dan
tentunya harga buku-buku sekolah yang menjadi penunjang belajar anak-anak
mereka membumbung tinggi, sementara tingkat ekonomi mereka berada di menengah
kebawah yang mana untuk mencari sesuap nasi saja butuh perjuangan yang keras.
Namun seiring berjalannya waktu,
perkembangan zaman dan perubahan era globalisasi, tercipta suatu dunia maya
yang mampu menjadi media informasi yang terbilang canggih. Hal tersebut
dinamakan dunia internet. Di dalam internet kita bisa mendapatkan informasi
secara universal, dari berbagai
bidang, berbagai negara, beragam peristiwa, beragam jenis bahkan cukup dengan
memasukkan satu kata saja, kita akan menerima informasi yang jumlahnya ribuan
atau jutaan yang berhubungan dengan kata tersebut.
Sayangnya, awal kemunculan teknologi yang
canggih itu, belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Bahkan awalnya, dunia
pendidikan masih canggung untuk mengoperasikannya. Tetapi orang-orang di dunia
pendidikan yang ingin maju, yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,
mereka tidak enggan belajar meskipun rambut putih bermunculan di kepala mereka.
Mensosialisasikan hal yang terbilang baru
kepada masyarakat awam, memang tidak mudah, tetapi setidaknya mereka harus
mengerti sedikit tentang munculnya teknologi-teknologi terbaru agar mereka bisa
meningkatkan kualitas diri mereka supaya nantinya mampu berkompetisi dalam
dunia kerja.
Dampak dari munculnya internet membuat
buku yang selama ini selalu menjadi primadona di kalangan pelajar, mulai
tergeser. Mengapa? Jawabannya adalah karena internet lebih ringkas, tidak
rumit, lebih mudah dan cepat dalam mengakses informasi serta tentu saja
internet lebih murah dibandingkan dengan buku. Misalnya, kita ingin mencari ide
untuk berbisnis bagi kalangan kita ( para remaja). Apabila kita pergi ke toko
buku, kita berpanas-panasan, berputar keliling toko untuk mencari buku yang
sesuai dengan keinginan kita, kalau tidak menemukannya kita berpindah dari toko
buku yang satu ke toko buku yang lain. Lelah, panas, boros waktu dan ongkos
transport yang tidak sedikit dapat kita bayangkan, terlebih jika kita telah
menemukan buku tersebut dan mengeluhkan harga yang tidak bisa dikatakan murah.
Sekarang bandingkan dengan teknologi internet. Kita keluar rumah mencari warnet
atau jika mampu kita bisa memasang layanan internet sendiri di rumah. Kemudian
kita hanya membuka salah satu situs search
enginer, memasukkan kata yang kita inginkan dan hanya dalam hitungan detik,
kita bisa mendapatkan informasi yang kita inginkan serta jika ingin
menyimpannya, kita hanya perlu menyimpan halaman situs tersebut atau langsung
mencetaknya dalam lembaran kertas. Kita tidak merasa lelah, tidak kepanasan
(karena umumnya warnet ber-AC), tidak membuang banyak waktu dan murah.
Melihat hal tersebut, pemerintah menyadari
bahwa kita harus menyeimbangkan antara peranan buku dengan peranan internet
dalam dunia pendidikan. Karena meskipun terbilang canggih, tidak rumit dan terjangkau,
tidak sedikit dampak negatif dari internet. Oleh sebab itu, muncullah program BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan BSE (Buku
Sekolah Elektronik). Dua program pemerintah tersebut bertujuan untuk
meringankan beban masyarakat dalam biaya pendidikan anak-anak mereka.
Dari wacana tersebut, saya yang sejak
kecil menyukai buku, cukup susah apabila lepas dari buku juga menyadari bahwa
dari tahun ke tahun harga sebuah meningkat bertahap. Yang awalnya buku seharga
dua puluh satu ribu delapan ratus rupiah bisa menjadi tiga puluh ribu lima
ratus rupiah. Hampir lima puluh persen kenaikannya dan hal tersebut cukup saya
sesalkan.
Namun dari hal tersebut, muncul suatu ide
berbisnis dengan buku. Meskipun terbilang umum, tetapi saya optimis bahwa
bisnis ini akan menguntungkan dan suatu saat nanti saya ingin mewujudkannya.
Keinginan saya adalah membuat sebuah situs
yang menjual jasa distributor file buku-buku yang dapat didownload secara gratis dan dapat dicetak secara individual oleh
konsumen. Membangun relasi dan bekerja sama dengan perusahaan – perusahaan
penerbitan buku – buku. Fungsinya adalah untuk menciptakan suatu
kesepakatan, suatu perjanjian dan keputusan untuk menyediakan layanan transaksi
atau jual beli online kepada para
pecinta buku dan atau kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan dalam
mencari atau membeli buku dari segi kondisi dan finansial.
Dengan
adanya kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbitan buku ternama, saya akan
mengiklankan buku-buku terbaru atau buku yang paling dicari di jejaring
sosial agar target pemasaran file buku-buku tersebut dapat menjangkau luas.
Dan dengan adanya saya juga akan memasang iklan di internet, memperkenalkan
situs agar mereka – mereka yang tertarik dapat segera bergabung.
File-file buku tersebut nantinya akan diprogram dalam bentuk .pdf untuk memudahkan
konsumen mendownload dan
menyimpannya. Mengenai percetakannya atau memperbanyak buku tersebut, tentu
masih menggunakan hak cipta, hanya saja apabila mereka (konsumen) ingin
memperbanyaknya dan memperjual-belikan, maka konsumen tersebut harus mendaftar
sebagai member distributor di situs kami. Nantinya, file tersebut akan
diberikan keamanan agar hanya dapat didownload
sekali oleh satu orang yang berbeda. Artinya, apabila orang tersebut sudah
mengunduhnya kemudian ingin mengunduhnya kembali, maka akan ditolak. Dan di
dalam file .pdf tersebut akan diprogram supaya hanya sekali print atau print
berjangka. Mungkin sedikit mustahil, tetapi mungkin saja kita bisa menemukan
program atau software baru seperti itu."
Gimana readers? Ini essay udah termasuk jadul sih, tapi admin tetep berusaha ngejaga, soalnya ini kan arsip admin. Salah satu pengalaman admin menulis essay dan memperoleh 10 besar. Sayangnya waktu pengumuman 10 besar itu, admin ngga hadir, jadi admin didiskualifikasi, hikss..hikss.. :( Jadi'in pelajaran ya readers, biar ngga ngalamin kejadian kayak admin. Oiya, admin juga mau kasih tahu kalo ketika admin membuat essay ini, belum ngetrend tuh yg namanya ebook. Hehe.. jadi kalo misal ada yang protes, atau ngga terima sama isi essay admin, admin ngerti kok.
0 comments:
Post a Comment